Social Icons

twitterfacebook gilangdamarmukti google plus gilangdamarmuktilinkedinrss feedemail

Wednesday, 14 May 2014

Kelas 7 Perubahan zat dan pemisahan campuran


Campuran berisi dua jenis zat padat dapat dipisahkan dengan 3 cara, yaitu:
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel
Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih
Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
3. Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter.
Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi
Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
JENIS-JENIS METODE PEMISAHAN
1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas).
Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

2. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

3. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan kembali)
Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

4. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.
Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.
5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.
2. Perubahan Kimia
Perhatikan, apabila kayu dibakar. ketika kayu sebelum dan setelah dibakar akan
menghasilkan zat yang sama? Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa,
tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Dengan demikian, dari
proses pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat
sebelumnya. Proses pembakaran kayu yang mengakibatkan terbentuknya zat baru
merupakan salah satu contoh perubahan kimia. Contoh lain dari perubahan kimia
yang sering terjadi di alam adalah proses perkaratan
besi. Besi sebelum berkarat adalah unsur Fe, tetapi
besi setelah berkarat berubah menjadi senyawa
Fe2O3. Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan
bahwa perubahan kimia adalah perubahan zat
yang dapat menghasilkan zat baru dengan sifat
kimia yang berbeda dengan zat asalnya. Zat baru
yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan
adanya perubahan komposisi materi. Perubahan
tersebut dapat berupa penggabungan sejumlah
zat atau peruraian suatu zat. Berlangsungnya
perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
• Terbentuknya gas
• Terbentuknya endapan
• Terjadinya perubahan warna
• Terjadinya perubahan suhu
Ciri-Ciri Perubahan Kimia
Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan tentang perubahan kimia di atas,
bahwa dalam perubahan kimia selalu terbentuk zat baru. Untuk membantu kalian
mengidentifikasi perubahan kimia, perhatikan penjelasan tentang ciri-ciri perubahan
kimia di bawah ini.
• Pembentukan Gas
Reaksi kimia bersifat unik. Beberapa reaksi kimia tertentu dapat membentuk
gas. Contoh reaksi kimia,yang membentuk gas ialah reaksi logam magnesium (Mg)
dengan asam klorida (HCl). Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Magnesium + Asam klorida Magnesium klorida + gas hidrogen
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2 (aq) + H2(g)
Gas yang terbentuk dapat kalian lihat dalam wujud gelembung-gelembung kecil.
Gas tersebut adalah gas hidrogen. Contoh reaksi pembentukan gas yang lain adalah
reaksi elektrolisis air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Pembentukan Endapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan suatu senyawa yang
berbentuk padatan. Padatan tersebut tidak larut (tidak bercampur secara homogen)
dengan cairan di sekitarnya, sehingga disebut endapan.
Salah satu contoh reaksi yang dapat membentuk endapan ialah antara barium
klorida (BaCl2) dengan natrium sulfat (Na2SO4). Reaksi tersebut berlangsung sebagai
berikut:
Barium klorida + Natrium sulfat Barium sulfat + Natrium klorida
Endapan putih
BaCl2(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaCl(aq)
Contoh reaksi pembentukan endapan yang lain adalah antara timbal nitrat (Pb
(NO3)2) dengan natrium iodida (NaI) akan menghasilkan endapan timbal iodida yang
berwarna kuning.
• Perubahan Warna
Mengapa suatu reaski kimia dapat menghasilkan warna yang berbeda? Ketika
suatu reaksi kimia berlangsung, akan terjadi perubahan komposisi dan terbentuk zat
baru yang mungkin memiliki warna yang berbeda.
Contoh reaksi kimia yang memberikan warna yang khas adalah reaksi antara
tembaga sulfat (CuSO4) dengan air (H2O). Warna tembaga sufat adalah putih apabila
ditambahkan air, warnanya berubah menjadi biru. Warna biru tersebut adalah warna
senyawa baru yang terbentuk, yaitu CuSO4.5H2O.
• Perubahan suhu
Reaksi kimia disertai perubahan energi. Salah satu bentuk energi yang sering
menyertai reaksi kimia adalah energi panas. Dengan demikian, terjadinya perubahan
kimia akan ditandai dengan perubahan energi panas, atau aliran kalor dari atau
ke lingkungan. Akibatnya suhu hasil reaksi dapat menjadi lebih tinggi atau dapat
menjadi lebih rendah daripada suhu pereaksinya.

Dari penjelasan tentang perubahan fisika dan perubahan kimia di atas, apakah
kalian sudah memahami perbedaan perubahan fisika dengan perubahan kimia?

sekian dan terima kasih




No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates